Rabu, 08 Mei 2013

“Kolong Meja” Hanafi




Oleh AHDA IMRAN

TAK ada yang aneh dengan kolong meja. Selain tempat orang menjulurkan kakinya sambil duduk mengerjakan semua urusan di atas meja, tak ada yang kudu dipersoalkan dengan kolong meja. Semua persoalan dan urusan berlangsung di atas meja. Meja merupakan sebuah “arena”, tak hanya pekerjaan dan urusan pribadi. Tapi juga perbincangan, perjanjian dan mufakat atau kesepakatan sosial yang semuanya berawal serta diresmikan di atas meja.  Oleh sebab itu, meja akhirnya kerap pula dipahami bukan melulu sebagai benda, namun suatu metafora, representasi dari realitas yang sudah menjadi kesepakatan dan bisa dijelaskan. Maka tak ada yang lantas menjadi penting dengan ruang yang berada di bawahnya, yakni, kolong meja. Ruang yang bukan sebuah “arena” melainkan melulu kegelapan.